Rabu, 21 Januari 2009

MER-C: GAZA KEKURANGAN PASOK MAKANAN


Kota Gaza di Palestina saat ini membutuhkan pasok bantuan makanan karena jumlahnya amat minim, demikian kesaksian yang disampaikan staf logistik relawan Indonesia dari "Medical Rescue Commite" (MER-C) yang sudah berada di Gaza selama dua hari sejak mereka masuk pada Senin (19/1).

"Di sini (Gaza) makanan minim, sehingga perlu bantuan makanan bagi warga setempat, bahkan kami pun juga mengalami masalah (minimnya) makanan dan minuman," kata Mohammad Mursalim, di Rafah, perbatasan Mesir-Palestina, Rabu (Selasa waktu setempat).

Pada saat dihubungi, ia meminta agar hubungan telepon tidak terlalu lama, tanpa diketahui alasannya apa.

Sejam kemudian, saat dicoba dihubungi lagi, saluran komunikasi sudah tidak bisa dilakukan lagi. Bahkan, beberapa pejabat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo pun mengaku juga tidak dapat tersambung lagi.

Muhammad Abdullah, Pelaksana Fungsi Konsuler KBRI Kairo, yang mencoba menghubungi tim relawan MER-C, untuk berkoordinasi soal rencana evakuasi seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Umi Saodah (33), yang terjebak di Kota Gaza, meski sudah mencoba tiga kali dalam waktu yang berbeda juga tidak berhasil.

"Saya coba hubungi tiga kali dalam jarak waktu sejam sekali, sampai saat ini belum berhasil tersambung," katanya.

Mursalim mengaku bahwa komunikasi keluar Gaza memang sulit, dalam arti kadangkala berhasil, namun tidak jarang gagal, karena area telekomunikasi di wilayah itu di bawah kewenangan Israel.

"Kami bisa melakukan komunikasi atas pinjaman `simcard` pihak rumah sakit (RS) As-Shifa Gaza," katanya.

Staf logistik MER-C Indonesia lainnya --yang masih tinggal di Kairo untuk tugas koordinasi--Ir Faried Thalib juga mengaku bahwa saat bisa tersambung, dirinya juga mendapat pesan agar saat ambulan bantuan untuk rakyat Palestina masuk, bisa dititipkan pula bahan makanan.

"Ya...saya juga mendapat pesan semacam itu," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Mesir Abdurrahman Mohammad Fachir saat diwawawancarai mengenai rencana bantuan tahap ketiga pemerintah Indonesia --dari total komitmen bantuan 1 juta dolar AS--menyatakan idealnya bantuan lanjutan mendatang, selain obat-obatan, akan lebih baik dalam bentuk tunai.

Tujuannya agar bisa dibelanjakan di lokasi terdekat sesuai kebutuhan utama rakyat Palestina, khususnya di Gaza.

"Dengan bantuan dana tunai, maka akan lebih efektif penyalurannya karena akan disesuaikan dengan kebutuhan utama yang diinginkan warga Gaza yang sedang membutuhkan makanan dan sejenisnya," kata AM Fachir.

Informasi yang sama mengenai kondisi memrihantinkan di Gaza, sebelumnya juga disampaikan melalui kesaksian dari dokter Yordania, yakni dr Hosam Zaga dan dr Hamdi, yang menjadi relawan di Gaza.

Keduanya mengemukakan bahwa setelah Israel menyerang Gaza dengan bombardir bom yang dijatuhkan dari pesawat tempur sejak tanggal 27 Desember 2008, pasokan listrik dan air terhenti sehingga rakyat Palestina kian menderita.

"Listrik dan air hanya ada di RS As-Shifa, sedangkan di tempat lain, semuanya terhenti pasokannya," kata dr Hamdi.

(KIRIMKAN DANA FII SABILILLAH ANDA KE REKENING DANA PALESTINA DI BANK MANDIRI CABANG THAMRIN DENGAN NOREK. 103.000.508.5119 ATAS NAMA BENDAHARA ADI BASKORO. UANG MASUK PER 18 JANUARI 2009 SEBESAR RP 13.650.000, PENGIRIMAN DANA KE PALESTINA SEBESAR RP 12.500.000, SALDO KAS RP 1.135.000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar