Selasa, 13 Januari 2009

ROKET HAMAS DIIRINGI DOA KEMENANGAN

Pasukan perlawanan lanjutkan operasinya ke sejumlah kota dan distrik Israel yang terletak di sebelah barat wilayah jajahan Palestina 48 dengan puluhan roket Grad.

Sumber di Brigade Izzuddin Al-Qossam, sayap militer gerakan Hamas menyebutkan, pihaknya melessakan 15 roket Grad dan Qossam ke kota Eskelon, permukiman Mafalsem, Neir Oz dan pangkalan Abu Mutabbak sebelah timur El-Barij, sejak pagi hari hingga petang kemarin (13/1).

Sementara itu, Brigade Abu Ali Mustafa, sayap militer Front Kerakyatan menyatakan, pihaknya melessakan 10 roket Grad dan roket ringan ke dua kota Ber Saba, Vekum dan Kfar Eza bekerja sama dengan brigade Shalahuddin ke wilayah Nagev dengan dua roket.

Di pihak lain, Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam menyatakan, pihaknya menggempur Kfar Eza dan Migin dengan tujuh roket. Selain itu, sejumlah faksi perlawanan juga melessakan roket-roketnya ke berabagai wilayah Israel.

Tidak realistis

Seorang pakar militer Israel mengungkap bahwa target agresi Israel ke Jalur Gaza yakni mengakhiri kemampuan gerakan Hamas dalam menyerang Israel dengan roket sebagai target yang tidak realistis.

Kolonel Shalom Barom yang pernah menjadi ketua dinas strategi di militer Israel menegakan kepada Chanel 7 kemarin Selasa (13/1) bahwa jika tujuan agresi adalah menghentikan serangan roket perlawanan dari arah utara dan menghentikan penyelundupan senjata kepada Hamas maka satu-satunya jalan adalah menjajah Gaza kembali.

Padahal pemerintah Israel tidak ingin menjajah kembali Jalur Gaza. Apalagi sejak hari kedua agresi Israel ke Jalur Gaza tidak menunjukkan kemajuan apapun.

Disamping itu, pemerintah penjajah Israel ingin memperlumpuh kemampuan Hamas dalam melakukan serangan roket. Hal itu dilakukan Israel dalam dua jalur; militer dan politik. Melalui militer dilakukan dengan memberikan agresi militer darat, laut, udara yang mampu melumpuhkan Hamas dalam beberapa hari ke depan. Selain dengan menghancurkan terowongan dan infrastruktur Hamas dan popularitasnya.

Sementara jalur politik, Israel melakukan melalui perundingan dengan Mesir untuk menemukan gencatan senjata. Namun dengan syarat dihentikannya roket, melarang penyelundupan senjata, termasuk roket dari Mesir ke Gaza.

Barom menilai bahwa setelah 18 hari agresi militer, Israel tidak berhasil mewujudkan target yang diinginkan. Karenanya, Israel harus beralih kepada pilihan politik dengan melakukan upaya perundingan menyetujui gencatan senjata yang bisa mewujudkan tujuan Israel tanpa melakukan agresi militer. (Info Palestina)

(KIRIMKAN SUMBANGAN ANDA KE REKENING DANA PALESTINA DI BANK MANDIRI CABANG THAMRIN DENGAN NOREK 103.000.508.5119 AN. BENDAHARA ADI BASKORO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar